Sabtu, 14 Maret 2020

Mengenal Silase Sebagai Teknologi Pakan


PEMANFAATAN SILASE SEBAGAI PAKAN
 NUTRISI UNTUK TERNAK

Oleh :
Rodiana                       24032116120



 









PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2017/2018



KATA PENGANTAR
            Puji serta syukur mari kita panjatkan kepada allah S.W.T. yang mana berkat rahmat dan karunianya kita masih diberi kesehtan dan kesempatan serta kelancaran dalam menjalankan tugas sebagai manusia dalam mencari ilmi. Berkat kasih sayang –Nya kami dapat meneyelesaikan tugas matakuliah Agrostologi yang berjudul “PEMANFAATAN SILASE SEBAGAI PAKAN NUTRISI UNTUK TERNAK “ tepat pada waktuny.
            Penulis mengucapkan banyak terimaskih terutama kepada doesn matakuliah,teman-teman yang ikut membantu dalam menyelesaikan makalh ini serta semuanya yang telah ikut memberikan andil yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
            Dalam makah ini,kami membahas mengenai bagaimana memanfaatkan limbah pertanian agar memiliki nilai gizi adan nutrisi yang baik,membahas manfaat dan tujuan dari membuat silase, membahas bagaimana kita bisa mengetahui cara membuat dan tahu silase yang baik dan bisa memberikan nutrii pada ternak.
            Dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan ,maka dari itu kai sangat mengharapkan kritik dan saran pembangun ,terutama dosen pengajar matakuliah yang bersangkutan. Sekian dan terimaksih.    




Garut, 10 Desember 2017

Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii       
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3.Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Silase..................................................................................................... 3
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Silase........................................................ 3
2.3. Prinsip Dasar Silase............................................................................................. 5
2.4. Tujuan Membuat Silase....................................................................................... 5
2.5. Kelebihan dan Kelemahan Silase........................................................................ 7
2.6. Prosedur dan Proses Pembuatan Silase............................................................... 8
2.7 Karakteristik Silase yang Baik............................................................................. 9
BAB III PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA






















BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki dua musim,musim panas dan musim hujan. Keberadaan kedua musim ini ternayata memberikan beberapa masalah, terutama bagi  para peternak dalam menyediakan pakan utuk ternaknya. Pada musim penghujan, pakan atau hijaun yeng tersedia sangat banyak dan melimpah. Setiap hijaun memiliki nutrisi dan kandungan zat yang sangat banyak. Ternak banyak melakukan makan pada musim ini. Namun,selalu saja ada ternak yang membuang makanan pada musim ini karena terlalu banyak dan bosan.
Saat pada musim kearau tiba, pakan yang tersedia berkurang, baik kuantiitas terutama kualitas hijauan itu sendiri. Peternak mengalami kesusuahn saat musim ini datang, sehingga mengakibatkan ternak kekurangn nutrisi, pertumbuhan kurang, dan refroduksi serat produksi lambat. Hal seperti ini yang merupakan ketersedian pakan tidak kontinyu.
Selain itu, pada saat musim panen, banyak sekali sisa atau limbah yang ditinggalkan. Limbah tersebut ada yang dibiarkan ada yang diambil untuk dijadikan pakan ternak. Namun .pemberian pakan secara langsung tidak memberikan nutrisi yang baik agi ternak. Limbah peternakan jika dikelola lebih lanjut menggunaka teknologi akan memiliki nutrisi yang cukup baik dan bisa menjadi penambah pakan tenak.
Permasalahn lain yang sering dijumpai dimasyarakat yaitu banyak peternak yang tidak semangat dalam mencari hijaun. Permaslahan tersbut merupakan bagian dari awal perubahan dalam peternakan, terutama awala dalam pemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian. Untuk itu, silase sebagai teknologi dalam bidang peternakan dalam mengatasi permasalahn pakan bisa mngurangi kekurangan nutrisi dan produksi serta refroduksi ternak tetap terjaga dan berlanjut tanpa dibatsi musim.
1.2.       Rumusan Masalah
-          Apa yang diaksud dengan silase ?
-          Apa saja faktor yang mempengaruhi kualitas silase ?
-          Bagaimana prinsip dasar dari pembuatan silase ?
-          Apa tujuan membuat silase ?
-          Apa saja keunggulan dan kelemahan dari adanya silase ?
-          Bagaimana proses pembuatan silase ?
-          Bagamana karakteristik silase yang baik ?
1.3.       Tujuan Penulisan
-          Untuk mengetahui dan menjelaskan definisi  silase
-          Untuk menjelaskan  faktor yang mempengaruhi kualitas silase
-          Untuk mengetahui prinsip dasar dari pembuatan silase
-          Untuk mengetahui tujuan membuat silase
-          Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari adanya silase
-          Untuk menjelaskan proses pembuatan silase
-          Untuk mengetahui karakteristik silase yang baik









BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Silase
Silase adalah suatu pakan hijaun ternak yang diawaetkan dalam keadaan segar dengan kandungan air 60-70 % yang disimpan didalam sebuah wadah berupa silo dengan bantuan mikroba anaerob sehingga terjadi fermentasi asam laktat oleh bakteri susu. Silase merupakan pakan hijaun yang memiliki aroma asam,karen mikroba pengurai dan membantu fermentasi adalah mikroba asam. Mikroba asam membantu dalam menurunkan kadar ph menjadi 4. Kadar pH hijaun dilapangan sekitar 6- 7. Setealah mengalami fermentasi dengan silase pH menjadi turun. bakteri asam laktat akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadi proses  fermentasi. mikroba yang membantu,bakteri asaam laktat /susu :lactis acidi dan strepcoccus .
            Silase salah satu pakan hijaun yang diawetkan memiliki nilai nutrisi dan gizi yang sama dengan pakan hijaun yang diambil dari lapanagn yang dilayukan lalu diberikan keternak, yang membendakannnya terdapat pada aroma dan ketahanan pakan. Silase aromanya asam dan dapat disimpan beminggu-minggu bahkan bisa disimpan satu tahun tanpa ada penurunan kulitas dan kuantitas nya
Tujuan utama bahan pakan yang akan dibuat silase dimasukan kedalam silo atau tong adalah agar bahan dapat tersipan dengan baik dan tidak ada udara yang masuk dengan mudah. Salah satu sifat dari silo itu sendiri kedap udara karena terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah sobek. Dalam penggunaan wadah, tidak hanya pakai silo plastik yang memiliki ketebalan yang cukup untuk menahan udara dan tahan terhadap sobekan dari luar akibat gigitan hewan.
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Silase
            Ada beberapa hal yang akan mempengaruhi kualitas sialase selain dari prosedur atau cara pembuatan sialase itu sendiri.
2.2.1. Umur Tanaman pada Nilai Nitrien Tanaman Sebagai Bahan Utama
            Dalam pembuatan silase terdapat bahan utama yang akan disilase atau dipermentasi yaitu berupa hijaun. Pakan hijaun ini akan menentukan kualitas pada hasil fermentasi, terutama umur atau bisa lebih tepatnya waktu pemotongan. Hijaaun memiliki periode atau waktu tumbuh dan waktu memiliki nutrien yang tinggi, semua itu dumiliki setiap tanaman atau hijaun. Setiap hijaun memiliki periode yang berbeda. Misalnya pada rumput gajah pemotongan yang bagus pada umur 40 hari saat musim hujan dan 60 hari pada musim kemarau. pemotongannya harus meninggalkan 10 cm, jika di potong melebihi itu akan mengurangi kualitas hijaun.
            Pembuatan silase merupakan metode yang dianggap mudah dan praktis,namun dalam menghasilkan silase yang baik dan berkualitas banyak resikonya. Bahan utama merupakan komponen penting yang benar-benar harus diperhatikan, jika salah dalam pemilihan hijaun dengan umur yang belum memiliki nutrien yang cukup.
2.2.2. kadar Komposisi Bahan
            Kualitas silase ternyata dipengaruhi juga oleh bahan-bahan tambahan yang digunakan. Selain pemilihan bahan tambahan yang sesuai kuantitas bahan itu sendiri dapat mempengaruhi. Ada beberapa bahan tambahan yang digunakan misalnya yang mudah didapatkan ada dedak,molases sebagai starter,onggok atau menggunakan EM4.
2.2.3. Silo atau Plastik yang Digunakan
            Silo adalah alat yang digunakan sebagai wadah untuk menyimpan dan menampung bahan silase yang akan difermentasi dengan memiliki sifat tidak mudah bocor kuat dan tahan lama. Bisa menghindari masuknya udara kedalam merupakan bagian utama dari fungsi silo. Selain silo ,kita bisa menggunakan bahan lain seperti plastik asalkan plastik tersebut memiliki tetebalan yang cukup dan bisa menghindari udara masuk. ada banyak jenis silo. Menurut bentuknya ada silo kotak, kubus, dll.
2.2.4. Cara Pengambilam Silase
            Cara pengmabilan silase merupakan bagian dari faktor kualitas silase setelah silase matang. Dimana saat silase sudah matang, silase tidak langsung diberikan keternak melainkan diangin-anginkan terlebih dahulu atau ditiriskan. Hal tersebut dilakukan utnuk membunuh bakteri asam agar tidak ikut termakan. Selain itu juga untuk menghindari dari penyakit yang terdapat pada silase. Udara yang terdapat pada silase masih tinggi akibat dari menutupan tanpa oksegen dan untuk meningkatkan palatabilitas ternak terhadap spakan berupa silase itu sendiri.
2.3. Prinsip Dasar Pembuatan Silase
            Ada beberapa prinsip dasar dari pembuatan silase yang harus diperhatikan dan dipahami terleboh dahulu sebelum melakukannnya.
2.3.1. Mencegah Masuknya Udara
            Silase adalah pakan hijaun yang difermentasi dalm keadaan anaerob atau tanpa udara. Fungsi silo mencegah masuknya udara masuk kedalam,maka saat pemilihan silo harus diperhatikan. Saat bahan dimasukan kedalam silo, bahan harus dimasukan secara rapat tidak membiarkan ada ruang udara atau ruang antar bahan, sehingga udara yang terbawa dengan bahan tidak beridam diri yang nantinya bisa membunuh mikorba yang seharusnya tumbuh dan diperlukan dalam proses ini. Udara yang masuk dan berdiam diri bisa menimbulka kegagalan dalam proses pembuatan yang membuat bahan terkontaminasi dan tumbuh mikroba berbahaya.Pada saat menutup tuutp silo, terlebih dahulu harus ditambahankan plastik terlebih dahulu lalu ditutup dengan tuutp silo.
2.3.2. Pengasaman
            Silase yang sudah matang akan tercium bau asam. Bisa bersifat asam, karena proses fermentasinya memanfaatkan bakteri asam laktat atau asam susu. Asam laktat ini akan mngubah gula mnjadi senyawa asam. Pengasaman terjadi saat mikroba sudah tumbuh dan berkemabng. Untuk itu kenapa sebelumnya silo harus kedap udara dan tidak boleh ada sedikitpun udara yang masuk, untuk membunhu mikroba yang tidak perlu atau merugikan dan membiarkan mikroba menguntungkan hidup dan berkembang.
            Dalam proses pengasaman sebenranya memerlukan waktu yang cukup lama. Banayka para peternak besar yang membuat silase mnggunakan bahan starter yang sudah mengnaung asam laktat sehingga tidak perlu menunggu tumbuh langsung dimedia, melainkan sudah langsung ditanam dan siamsukan kebahan. Misalnya starter EM4.
2.4. Tujuan Membuat Silase
            Silase merupakan teknologi dalam bidang peternakan yang sudah lama ada namun belum diketahui oleh semua masyarakat peternak, terutama para peternak menengah kebawah. Dalam pembuatan silase terdapat beberapa tujuan yaitu :

2.4.1. Silase Sebagai Cadangan Pakan Ternak
            Iklim sangat berpengaruh terhadap aktivitas ternak. Terutama pada ketersediaan hijauan untuk ternak. Diindonesia terdapat dua musim, penghujan dan kemarau. saat musim hujan, pakan hijauan tersedia banyak diserati dengan nutrisi yang tinggi. Pada musim hujan pertumbuhan hijauan sangat bagus,memiliki kualitas dan kuantitas tinggi. Semua ternak menyukai dan banyak makan pada musim ini. Peternak tidak merasa takut akan kekurangan hijauan pada musim ini. Berlimpahnya hijauan pada musim hujan, ternyata ada juga hijauan yang terbuang atau tidak termakan oleh ternak yang diakibatkan karena ternak sudah merasa bosan dan peternak terlalu banyak memberi pakan hijaun ternak.
            Pada saat msusim panas atau tanpa penghujan yang memiliki curah hujan rendah,ketersediaan pakan hijaun menjadi berkurang. Tanah menjadi kering dan kekurangn air mengakibatkan pakan hijaun susah untuk tumbuhn,jika tumbuh tidak mengandung nutrisi yang banyak atau sedikit saja nutrisi yang dimiliki. Musim kemarau bisa menjadi masalah terutama bagi peternak kecil, karena pakan hijauan tidak bisa memberi nutrisi yang cukup untuk ternaknya. Maka perlu adanya solusi dalam menghadapi hal tersebut dengan memeberi pakan sedikit namun mengandung banyak nutrisi.
            Silase merupakan teknologi sebagai cadangan pakan bagi ternak. Pada saat musim penghujan yang memiliki pakan hijaun yang banyka disertai dengan nutrisi yang tinggi, bisa disimpan untuk persediaan pada musim panas. Agar pakan tidak terbuang percuma pada musim hujan akibat ternak bosan, pakan hijaun bisa dibuat silase. Pakan yang dibuat silase bisa tahan dan diberikan keternak pada musim panas,bisa menjaga nutrisi dari hijauan walaupun pada musim panas. Pada intinya tujuan dari membuat silase bisa dijadikan sebagai cadangan dan persediaan pakan ternak pada saat musim tanpa penghujan panjang dan bisa untuk menyimpan dan menampung pakan hijaun yang berlebihan pada saat musim penghujan.
2.4.2. Mendayagunakan sumber pakan dari sisa limbah pertanian
            Hasil produksi pada pertanian terbagi menjadi dua yaitu produk yang dimanfaatkan dan diolah dan yang kedua berupa limbah. Produk yang diolah misalnya padi,jagung kentang dll. Bisa diproduksi dan dimakan oleh kita atau diproduksi untuk tujuan ekonomis. Sedangkan limbahnya berupa jerami dan pohon jagung. Limbah pertanian ini bisa diberikan keternak,namun tidak secara langsung perlu adanya pengolahan terlebih dahulu. Pengolaan ini bertujuan untuk meningkatkan kadar nutrisi atau mempermudah dalam pencernaan pakan didalam rumen atau perut ternak. Limbah ternak pada awalnya memiliki potensi nutrisi yang cukup untuk ternak namun susah untuk dicerna, seperti pada sekam padi yang pada batangnya terdapat lignin dan selulosa yang melindungi bagian batang padi. Sehingga sekam tersebut susah untuk dicerna oleh ternak dan nutrisi yang terkandung didalam jerami padi tidak tercerna.
            Pohon jagung sisa limbah pertanian yang menumpuk pada saat musim panen sangat banyak dan para petani kadang-kadang kewalahan dan bingung apa yang akan dilakukan pada pohon jagung tersebut. silase merupakan jalan terbaik dalam memanfaatkan dan mengolah pohon jagung tersebut menjadi pakan ternak dan sebagi cadangan pakan ternak,sehingga pohon jagung tidak dibiarkan membusuk dan terbuang percuma. Pada intinya tujuan lain dari pembuatan silase untuk mendayagunakan sumber pakan dan sisa limbah pertanian ataupun hasil agro industri pertanian dan perkebunan seperti bekatul, dedak, bungkil sawit,ampas tahu, bungkil jagung dan janggel jagung.
2.5. Keunggulan dan Kelemahan Silase
            Setiap teknologi pada bidang apa saja pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, itu lah yang menjadi ciri khas pada bidang tersebut. begitupun pada bidang peternakan pada teknologi silase,terdapat kelebihan dan kekurangn. Pada silase kelebihan lebih dominan jika dibandingkan dengan kelemahannya. Berikut adalah beberapa kelebihan dari silase menurut Bolsen et al. 2000 :
      Nilai gizi silase setara dengan hijauan segar bahkan dapat lebih tinggi.
      Disukai oleh ternak.
      Tersedia sepanjang  tahun baik musim hujan maupun kemarau
      Hijauan tidak mudah rusak oleh hujan pada waktu dipanen
      Tidak banyak daun yang terbuang
       Silase umumnya lebih mudah dicerna dibandingkan hay dan amoniasi
      Karoten dalam hijauan lebih terjaga dibanding hay dan amoniasi
Sedangkan kekurangan dari silase itu sendiri adalah :
  • perlunya ongkos panen dan pengambilan bahan hijauan
  • biaya pembuatan silo  sebagai tempat penyimpanan.
  • Membuat Feses atau kotoran ternak mengandung cairan
Namun kekurangn ini bisa diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Misalnya pada pengmbilan bahan hijaun kita bisa menggunakan alternatif lain dengan menanam pakan hijauan yang akan digunakan sebagai bahan dekat dengan temapt pembuatan atau dekat dengan kandang.
2.6. Prosedur dan Proses Pembuatan Silase
            Dalam pembuatan silase metode yang digunakan sangat mudah dan praktis namun resiko dalam kegaagalan juga cukup besara. Selama pembuatan silase harus diperhatikan dn hati hati terutama dalam penyajian bahan utama dan tambahan. Bahan tambahan tidak boleh melebihi bahan utama yang disediakan. Ada beebrapa bahan yang digunakan dalam pembuatan silase. Untuk bahan utama kita bisa menggunakan pakan hijauan seperti rumput gajah, pohon jagung dan jerami padi yang merupakan limbah dari pertanian. Bahan –bahan tambahan yang membantu dalam pembuatan sialse miasalnya tetes tebu atau molases 3% dari bahan silase,dedak halus 5 % dari bahan silase,3,5 % menir dari bahan silase, onggok 3% dari bahan silase. Bahan tambahan tersebut tidak digunakan semuanya,hanya beberapa bahan saja yang dimanfaatkan dan ditambahkan dalam pembuatan silase.
2.6.1. Prosedur atau tahap pembuatan silase
            Berikut adalah contoh dari pembuatan silase
      Potong rumput hijau tersebut dengan ukuran 3-5 cm dengan menggunakan parang, atau dengan menggunakan mesin chopper. Potongan rumput yang kecil tujuannya agar rumput yang dimasukkan dalam silo dalam keadaan rapat dan padat sehingga tidak ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk.
      Campurkan bahan pakan tersebut hingga menjadi satu campuran.
      Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan sehingga tidak ada rongga udara.
      Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk menjaga kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang kosong antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.
      Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dan ditutup rapat, dan diberi pemberat seperti batu, atau kantong plastik, atau kantong plastic yang diisi dengan tanah.
2.7. Karakteristik Silase yang Baik.
            Silase yang baik merupakan silase yang baik untuk diberikan pada ternak dan bisa memberikan nutrisi pada ternak. Beberapa karakteristik yang menjadi ciri silase yang sudah matang dapat dan langsung diberikan kepada ternak berikut adalah karakteristiknya menurut utomo :
2.7.1. Warna silase
            Silase yang baik umumnya memiliki waran hijau kekuningan atau kecoklatan jika tidak memiliki warna tersebut berarti silase tidak baik atau tidak berhasil dan tidak dapat diberikan kepada ternak. Biasanya  waran yang kurang baik itu memiliki warna coklat tua tau kehitaman.
2.7.2. Bau
            Silase yang baik dan dapat diberikan keternak memiliki bau yang agak asam dan tidak berbau tajam yang menyengat. Bebas dari bau amonia dan bau H2S. Jika silase memiliki bau amonia usahkan jangn diberikan keternak,karena silase tersebut mengandung racun dan bahaya bagi ternak.
2.7.3. Tekstur
            Silase yang baik memiliki tekstur tang tetap dan jelas. Pada batang yang disiase memiliki tekstur empuk dan mudah dicerna ternak. Tekstur silase yang gagal memiliki ciri menggumpal lembek, dan tidak berlendir atau mengandung cairan.
2.7.4. Keasaman
            Kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah dan bebas dari jamur. Jika pada hasil silase terdapat jamur berarti silase tersebut terkontaminasi dan tidak baik untuk diberikan kepada ternak
            Silase yang baik bisa dipengaruhi juga dalam pengambilan silase saat silase sudah matang. Dimana silase yang sudah matang tidak boleh langsung diberikan pada ternak melainkan diangin-anginkan terlebih dahulu. Cara pengambilan silase yang baik agar kualitas dari silase tetap terjaga.
      Sesudah enam sampai delapan (6—8) minggu proses ensilase telah selasai, dan silo dapat dibongkar, selanjutnya diambil ensilasenyas.
      Proses silase yang benar dapat bertahan satu sampai dua (1—2) tahun, bahjkan lebih.
      Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5 hari.
      Silase yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih dahulu.
      Jangan sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya, dan tutup rapat kembali silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak











BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
            Silase merupakan suatu teknologi pertanian yang berkembang untuk membantu mempermudahkan dalam bidang peternakan terutama pada saat musim tidak penghujan dan untuk meningkatkan produksi ternak disegala kondisi musim, baik untuk skala Mikro maupun sekala Makro.
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2016. tahapan-proses-cara-membuat-silase .https://www.agrinak.com/
            Diakses,17 Desember 2017
Kurniawan, Ferdi 2013. cara-membuat-silase-untuk-pakan-ternak. http://fredikurniawan.com
            Diakses,17 Desember 2017
Anonim.2003. silase-pakan-ternak-berkualitas-dan-tahan-lama .http://lipi.go.id/
            Diakses,17 Desember 2017
Anonim.2014. pengawetan-hijauan-dengan-cara-silase-untuk-pakan-ternak-ruminansia .http://nad.litbang.pertanian.go.id/
            Diakses,17 Desember 2017
Anonim.2009. cara-membuat-silase-untuk-pakan-ternak.https://www.peternakankita.com/
            Diakses,17 Desember 2017




































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

top blog

Mengenal Silase Sebagai Teknologi Pakan

PEMANFAATAN SILASE SEBAGAI PAKAN   NUTRISI UNTUK TERNAK Oleh : Rodiana                       24032116120 ...