PEMANFAATAN SILASE
SEBAGAI PAKAN
NUTRISI UNTUK TERNAK
Oleh
:
Rodiana
24032116120
PROGRAM
STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GARUT
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji serta syukur mari kita
panjatkan kepada allah S.W.T. yang mana berkat rahmat dan karunianya kita masih
diberi kesehtan dan kesempatan serta kelancaran dalam menjalankan tugas sebagai
manusia dalam mencari ilmi. Berkat kasih sayang –Nya kami dapat meneyelesaikan
tugas matakuliah Agrostologi yang berjudul “PEMANFAATAN SILASE SEBAGAI PAKAN
NUTRISI UNTUK TERNAK “ tepat pada waktuny.
Penulis mengucapkan banyak
terimaskih terutama kepada doesn matakuliah,teman-teman yang ikut membantu
dalam menyelesaikan makalh ini serta semuanya yang telah ikut memberikan andil
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Dalam makah ini,kami membahas
mengenai bagaimana memanfaatkan limbah pertanian agar memiliki nilai gizi adan
nutrisi yang baik,membahas manfaat dan tujuan dari membuat silase, membahas
bagaimana kita bisa mengetahui cara membuat dan tahu silase yang baik dan bisa
memberikan nutrii pada ternak.
Dalam penyusunan makalah ini banyak
terdapat kekurangan ,maka dari itu kai sangat mengharapkan kritik dan saran pembangun
,terutama dosen pengajar matakuliah yang bersangkutan. Sekian dan terimaksih.
Garut, 10 Desember 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang..................................................................................................... 1
1.2.Rumusan
Masalah................................................................................................ 1
1.3.Tujuan
Penulisan.................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Silase..................................................................................................... 3
2.2. Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Silase........................................................ 3
2.3. Prinsip
Dasar Silase............................................................................................. 5
2.4. Tujuan
Membuat Silase....................................................................................... 5
2.5. Kelebihan
dan Kelemahan Silase........................................................................ 7
2.6. Prosedur
dan Proses Pembuatan Silase............................................................... 8
2.7
Karakteristik Silase yang Baik............................................................................. 9
BAB
III PENUTUPAN
3.1.
Kesimpulan......................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara yang memiliki dua musim,musim panas dan musim hujan.
Keberadaan kedua musim ini ternayata memberikan beberapa masalah, terutama
bagi para peternak dalam menyediakan
pakan utuk ternaknya. Pada musim penghujan, pakan atau hijaun yeng tersedia
sangat banyak dan melimpah. Setiap hijaun memiliki nutrisi dan kandungan zat
yang sangat banyak. Ternak banyak melakukan makan pada musim ini. Namun,selalu
saja ada ternak yang membuang makanan pada musim ini karena terlalu banyak dan
bosan.
Saat pada musim
kearau tiba, pakan yang tersedia berkurang, baik kuantiitas terutama kualitas
hijauan itu sendiri. Peternak mengalami kesusuahn saat musim ini datang,
sehingga mengakibatkan ternak kekurangn nutrisi, pertumbuhan kurang, dan
refroduksi serat produksi lambat. Hal seperti ini yang merupakan ketersedian
pakan tidak kontinyu.
Selain itu, pada
saat musim panen, banyak sekali sisa atau limbah yang ditinggalkan. Limbah
tersebut ada yang dibiarkan ada yang diambil untuk dijadikan pakan ternak.
Namun .pemberian pakan secara langsung tidak memberikan nutrisi yang baik agi
ternak. Limbah peternakan jika dikelola lebih lanjut menggunaka teknologi akan
memiliki nutrisi yang cukup baik dan bisa menjadi penambah pakan tenak.
Permasalahn lain
yang sering dijumpai dimasyarakat yaitu banyak peternak yang tidak semangat
dalam mencari hijaun. Permaslahan tersbut merupakan bagian dari awal perubahan
dalam peternakan, terutama awala dalam pemanfaatan teknologi dalam bidang
pertanian. Untuk itu, silase sebagai teknologi dalam bidang peternakan dalam
mengatasi permasalahn pakan bisa mngurangi kekurangan nutrisi dan produksi
serta refroduksi ternak tetap terjaga dan berlanjut tanpa dibatsi musim.
1.2. Rumusan
Masalah
-
Apa yang diaksud dengan silase ?
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi
kualitas silase ?
-
Bagaimana prinsip dasar dari pembuatan
silase ?
-
Apa tujuan membuat silase ?
-
Apa saja keunggulan dan kelemahan dari
adanya silase ?
-
Bagaimana proses pembuatan silase ?
-
Bagamana karakteristik silase yang baik
?
1.3. Tujuan
Penulisan
-
Untuk mengetahui dan menjelaskan
definisi silase
-
Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi kualitas silase
-
Untuk mengetahui prinsip dasar dari
pembuatan silase
-
Untuk mengetahui tujuan membuat silase
-
Untuk mengetahui keunggulan dan
kelemahan dari adanya silase
-
Untuk menjelaskan proses pembuatan
silase
-
Untuk mengetahui karakteristik silase
yang baik
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Silase
Silase
adalah suatu pakan hijaun ternak yang diawaetkan dalam keadaan segar dengan
kandungan air 60-70 % yang disimpan didalam sebuah wadah berupa silo dengan
bantuan mikroba anaerob sehingga terjadi fermentasi asam laktat oleh bakteri
susu. Silase merupakan pakan hijaun yang memiliki aroma asam,karen mikroba
pengurai dan membantu fermentasi adalah mikroba asam. Mikroba asam membantu
dalam menurunkan kadar ph menjadi 4. Kadar pH hijaun dilapangan sekitar 6- 7.
Setealah mengalami fermentasi dengan silase pH menjadi turun. bakteri asam
laktat akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga
terjadi proses fermentasi. mikroba yang
membantu,bakteri asaam laktat /susu :lactis acidi dan strepcoccus .
Silase salah satu pakan hijaun yang
diawetkan memiliki nilai nutrisi dan gizi yang sama dengan pakan hijaun yang
diambil dari lapanagn yang dilayukan lalu diberikan keternak, yang
membendakannnya terdapat pada aroma dan ketahanan pakan. Silase aromanya asam
dan dapat disimpan beminggu-minggu bahkan bisa disimpan satu tahun tanpa ada
penurunan kulitas dan kuantitas nya
Tujuan
utama bahan pakan yang akan dibuat silase dimasukan kedalam silo atau tong
adalah agar bahan dapat tersipan dengan baik dan tidak ada udara yang masuk
dengan mudah. Salah satu sifat dari silo itu sendiri kedap udara karena terbuat
dari bahan yang kuat dan tidak mudah sobek. Dalam penggunaan wadah, tidak hanya
pakai silo plastik yang memiliki ketebalan yang cukup untuk menahan udara dan
tahan terhadap sobekan dari luar akibat gigitan hewan.
2.2.
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Silase
Ada beberapa hal yang akan
mempengaruhi kualitas sialase selain dari prosedur atau cara pembuatan sialase
itu sendiri.
2.2.1.
Umur Tanaman pada Nilai Nitrien Tanaman Sebagai Bahan Utama
Dalam pembuatan silase terdapat
bahan utama yang akan disilase atau dipermentasi yaitu berupa hijaun. Pakan
hijaun ini akan menentukan kualitas pada hasil fermentasi, terutama umur atau
bisa lebih tepatnya waktu pemotongan. Hijaaun memiliki periode atau waktu
tumbuh dan waktu memiliki nutrien yang tinggi, semua itu dumiliki setiap
tanaman atau hijaun. Setiap hijaun memiliki periode yang berbeda. Misalnya pada
rumput gajah pemotongan yang bagus pada umur 40 hari saat musim hujan dan 60
hari pada musim kemarau. pemotongannya harus meninggalkan 10 cm, jika di potong
melebihi itu akan mengurangi kualitas hijaun.
Pembuatan silase merupakan metode
yang dianggap mudah dan praktis,namun dalam menghasilkan silase yang baik dan
berkualitas banyak resikonya. Bahan utama merupakan komponen penting yang
benar-benar harus diperhatikan, jika salah dalam pemilihan hijaun dengan umur
yang belum memiliki nutrien yang cukup.
2.2.2.
kadar Komposisi Bahan
Kualitas silase ternyata dipengaruhi
juga oleh bahan-bahan tambahan yang digunakan. Selain pemilihan bahan tambahan
yang sesuai kuantitas bahan itu sendiri dapat mempengaruhi. Ada beberapa bahan
tambahan yang digunakan misalnya yang mudah didapatkan ada dedak,molases
sebagai starter,onggok atau menggunakan EM4.
2.2.3.
Silo atau Plastik yang Digunakan
Silo adalah alat yang digunakan
sebagai wadah untuk menyimpan dan menampung bahan silase yang akan difermentasi
dengan memiliki sifat tidak mudah bocor kuat dan tahan lama. Bisa menghindari
masuknya udara kedalam merupakan bagian utama dari fungsi silo. Selain silo
,kita bisa menggunakan bahan lain seperti plastik asalkan plastik tersebut
memiliki tetebalan yang cukup dan bisa menghindari udara masuk. ada banyak
jenis silo. Menurut bentuknya ada silo kotak, kubus, dll.
2.2.4.
Cara Pengambilam Silase
Cara pengmabilan silase merupakan
bagian dari faktor kualitas silase setelah silase matang. Dimana saat silase
sudah matang, silase tidak langsung diberikan keternak melainkan
diangin-anginkan terlebih dahulu atau ditiriskan. Hal tersebut dilakukan utnuk
membunuh bakteri asam agar tidak ikut termakan. Selain itu juga untuk
menghindari dari penyakit yang terdapat pada silase. Udara yang terdapat pada
silase masih tinggi akibat dari menutupan tanpa oksegen dan untuk meningkatkan
palatabilitas ternak terhadap spakan berupa silase itu sendiri.
2.3.
Prinsip Dasar Pembuatan Silase
Ada beberapa prinsip dasar dari
pembuatan silase yang harus diperhatikan dan dipahami terleboh dahulu sebelum
melakukannnya.
2.3.1.
Mencegah Masuknya Udara
Silase adalah pakan hijaun yang
difermentasi dalm keadaan anaerob atau tanpa udara. Fungsi silo mencegah
masuknya udara masuk kedalam,maka saat pemilihan silo harus diperhatikan. Saat
bahan dimasukan kedalam silo, bahan harus dimasukan secara rapat tidak
membiarkan ada ruang udara atau ruang antar bahan, sehingga udara yang terbawa
dengan bahan tidak beridam diri yang nantinya bisa membunuh mikorba yang
seharusnya tumbuh dan diperlukan dalam proses ini. Udara yang masuk dan berdiam
diri bisa menimbulka kegagalan dalam proses pembuatan yang membuat bahan
terkontaminasi dan tumbuh mikroba berbahaya.Pada saat menutup tuutp silo,
terlebih dahulu harus ditambahankan plastik terlebih dahulu lalu ditutup dengan
tuutp silo.
2.3.2.
Pengasaman
Silase yang sudah matang akan
tercium bau asam. Bisa bersifat asam, karena proses fermentasinya memanfaatkan
bakteri asam laktat atau asam susu. Asam laktat ini akan mngubah gula mnjadi
senyawa asam. Pengasaman terjadi saat mikroba sudah tumbuh dan berkemabng.
Untuk itu kenapa sebelumnya silo harus kedap udara dan tidak boleh ada
sedikitpun udara yang masuk, untuk membunhu mikroba yang tidak perlu atau
merugikan dan membiarkan mikroba menguntungkan hidup dan berkembang.
Dalam proses pengasaman sebenranya
memerlukan waktu yang cukup lama. Banayka para peternak besar yang membuat
silase mnggunakan bahan starter yang sudah mengnaung asam laktat sehingga tidak
perlu menunggu tumbuh langsung dimedia, melainkan sudah langsung ditanam dan
siamsukan kebahan. Misalnya starter EM4.
2.4.
Tujuan Membuat Silase
Silase merupakan teknologi dalam
bidang peternakan yang sudah lama ada namun belum diketahui oleh semua
masyarakat peternak, terutama para peternak menengah kebawah. Dalam pembuatan
silase terdapat beberapa tujuan yaitu :
2.4.1.
Silase Sebagai Cadangan Pakan Ternak
Iklim sangat berpengaruh terhadap
aktivitas ternak. Terutama pada ketersediaan hijauan untuk ternak. Diindonesia
terdapat dua musim, penghujan dan kemarau. saat musim hujan, pakan hijauan
tersedia banyak diserati dengan nutrisi yang tinggi. Pada musim hujan
pertumbuhan hijauan sangat bagus,memiliki kualitas dan kuantitas tinggi. Semua
ternak menyukai dan banyak makan pada musim ini. Peternak tidak merasa takut
akan kekurangan hijauan pada musim ini. Berlimpahnya hijauan pada musim hujan,
ternyata ada juga hijauan yang terbuang atau tidak termakan oleh ternak yang diakibatkan
karena ternak sudah merasa bosan dan peternak terlalu banyak memberi pakan
hijaun ternak.
Pada saat msusim panas atau tanpa
penghujan yang memiliki curah hujan rendah,ketersediaan pakan hijaun menjadi
berkurang. Tanah menjadi kering dan kekurangn air mengakibatkan pakan hijaun
susah untuk tumbuhn,jika tumbuh tidak mengandung nutrisi yang banyak atau
sedikit saja nutrisi yang dimiliki. Musim kemarau bisa menjadi masalah terutama
bagi peternak kecil, karena pakan hijauan tidak bisa memberi nutrisi yang cukup
untuk ternaknya. Maka perlu adanya solusi dalam menghadapi hal tersebut dengan
memeberi pakan sedikit namun mengandung banyak nutrisi.
Silase merupakan teknologi sebagai
cadangan pakan bagi ternak. Pada saat musim penghujan yang memiliki pakan hijaun
yang banyka disertai dengan nutrisi yang tinggi, bisa disimpan untuk persediaan
pada musim panas. Agar pakan tidak terbuang percuma pada musim hujan akibat
ternak bosan, pakan hijaun bisa dibuat silase. Pakan yang dibuat silase bisa
tahan dan diberikan keternak pada musim panas,bisa menjaga nutrisi dari hijauan
walaupun pada musim panas. Pada intinya tujuan dari membuat silase bisa
dijadikan sebagai cadangan dan persediaan pakan ternak pada saat musim tanpa
penghujan panjang dan bisa untuk menyimpan dan menampung pakan hijaun yang
berlebihan pada saat musim penghujan.
2.4.2.
Mendayagunakan sumber pakan dari sisa limbah pertanian
Hasil produksi pada pertanian
terbagi menjadi dua yaitu produk yang dimanfaatkan dan diolah dan yang kedua
berupa limbah. Produk yang diolah misalnya padi,jagung kentang dll. Bisa
diproduksi dan dimakan oleh kita atau diproduksi untuk tujuan ekonomis.
Sedangkan limbahnya berupa jerami dan pohon jagung. Limbah pertanian ini bisa
diberikan keternak,namun tidak secara langsung perlu adanya pengolahan terlebih
dahulu. Pengolaan ini bertujuan untuk meningkatkan kadar nutrisi atau
mempermudah dalam pencernaan pakan didalam rumen atau perut ternak. Limbah
ternak pada awalnya memiliki potensi nutrisi yang cukup untuk ternak namun susah
untuk dicerna, seperti pada sekam padi yang pada batangnya terdapat lignin dan
selulosa yang melindungi bagian batang padi. Sehingga sekam tersebut susah
untuk dicerna oleh ternak dan nutrisi yang terkandung didalam jerami padi tidak
tercerna.
Pohon jagung sisa limbah pertanian
yang menumpuk pada saat musim panen sangat banyak dan para petani kadang-kadang
kewalahan dan bingung apa yang akan dilakukan pada pohon jagung tersebut.
silase merupakan jalan terbaik dalam memanfaatkan dan mengolah pohon jagung tersebut
menjadi pakan ternak dan sebagi cadangan pakan ternak,sehingga pohon jagung
tidak dibiarkan membusuk dan terbuang percuma. Pada intinya tujuan lain dari
pembuatan silase untuk mendayagunakan sumber pakan dan sisa limbah pertanian
ataupun hasil agro industri pertanian dan perkebunan seperti bekatul, dedak,
bungkil sawit,ampas tahu, bungkil jagung dan janggel jagung.
2.5.
Keunggulan dan Kelemahan Silase
Setiap teknologi pada bidang apa
saja pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, itu lah yang menjadi ciri khas
pada bidang tersebut. begitupun pada bidang peternakan pada teknologi
silase,terdapat kelebihan dan kekurangn. Pada silase kelebihan lebih dominan
jika dibandingkan dengan kelemahannya. Berikut adalah beberapa kelebihan dari
silase menurut Bolsen et al. 2000 :
• Nilai
gizi silase setara dengan hijauan segar bahkan dapat lebih tinggi.
• Disukai
oleh ternak.
• Tersedia
sepanjang tahun baik musim hujan maupun
kemarau
• Hijauan
tidak mudah rusak oleh hujan pada waktu dipanen
• Tidak
banyak daun yang terbuang
• Silase umumnya lebih mudah dicerna
dibandingkan hay dan amoniasi
• Karoten
dalam hijauan lebih terjaga dibanding hay dan amoniasi
Sedangkan
kekurangan dari silase itu sendiri adalah :
- perlunya ongkos panen dan
pengambilan bahan hijauan
- biaya pembuatan silo sebagai tempat penyimpanan.
- Membuat Feses atau kotoran ternak
mengandung cairan
Namun
kekurangn ini bisa diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Misalnya pada
pengmbilan bahan hijaun kita bisa menggunakan alternatif lain dengan menanam
pakan hijauan yang akan digunakan sebagai bahan dekat dengan temapt pembuatan
atau dekat dengan kandang.
2.6.
Prosedur dan Proses Pembuatan Silase
Dalam pembuatan silase metode yang
digunakan sangat mudah dan praktis namun resiko dalam kegaagalan juga cukup
besara. Selama pembuatan silase harus diperhatikan dn hati hati terutama dalam
penyajian bahan utama dan tambahan. Bahan tambahan tidak boleh melebihi bahan
utama yang disediakan. Ada beebrapa bahan yang digunakan dalam pembuatan
silase. Untuk bahan utama kita bisa menggunakan pakan hijauan seperti rumput
gajah, pohon jagung dan jerami padi yang merupakan limbah dari pertanian. Bahan
–bahan tambahan yang membantu dalam pembuatan sialse miasalnya tetes tebu atau
molases 3% dari bahan silase,dedak halus 5 % dari bahan silase,3,5 % menir dari
bahan silase, onggok 3% dari bahan silase. Bahan tambahan tersebut tidak
digunakan semuanya,hanya beberapa bahan saja yang dimanfaatkan dan ditambahkan
dalam pembuatan silase.
2.6.1.
Prosedur atau tahap pembuatan silase
Berikut adalah contoh dari pembuatan
silase
• Potong
rumput hijau tersebut dengan ukuran 3-5 cm dengan menggunakan parang, atau
dengan menggunakan mesin chopper. Potongan rumput yang kecil tujuannya agar
rumput yang dimasukkan dalam silo dalam keadaan rapat dan padat sehingga tidak
ada ruang untuk oksigen dan air yang masuk.
• Campurkan
bahan pakan tersebut hingga menjadi satu campuran.
• Bahan
pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo dan sekaligus dipadatkan sehingga
tidak ada rongga udara.
• Bahan
pakan ternak dimasukkan sampai melebihi permukaan silo untuk menjaga
kemungkinan terjadinya penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang kosong
antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.
• Setelah
pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan lembaran plastik, dan ditutup rapat,
dan diberi pemberat seperti batu, atau kantong plastik, atau kantong plastic
yang diisi dengan tanah.
2.7.
Karakteristik Silase yang Baik.
Silase yang baik merupakan silase
yang baik untuk diberikan pada ternak dan bisa memberikan nutrisi pada ternak.
Beberapa karakteristik yang menjadi ciri silase yang sudah matang dapat dan
langsung diberikan kepada ternak berikut adalah karakteristiknya menurut utomo
:
2.7.1.
Warna silase
Silase yang baik umumnya memiliki
waran hijau kekuningan atau kecoklatan jika tidak memiliki warna tersebut
berarti silase tidak baik atau tidak berhasil dan tidak dapat diberikan kepada
ternak. Biasanya waran yang kurang baik
itu memiliki warna coklat tua tau kehitaman.
2.7.2.
Bau
Silase yang baik dan dapat diberikan
keternak memiliki bau yang agak asam dan tidak berbau tajam yang menyengat.
Bebas dari bau amonia dan bau H2S. Jika silase memiliki bau amonia usahkan
jangn diberikan keternak,karena silase tersebut mengandung racun dan bahaya
bagi ternak.
2.7.3.
Tekstur
Silase yang baik memiliki tekstur
tang tetap dan jelas. Pada batang yang disiase memiliki tekstur empuk dan mudah
dicerna ternak. Tekstur silase yang gagal memiliki ciri menggumpal lembek, dan
tidak berlendir atau mengandung cairan.
2.7.4.
Keasaman
Kualitas silase yang baik mempunyai
pH 4,5 atau lebih rendah dan bebas dari jamur. Jika pada hasil silase terdapat
jamur berarti silase tersebut terkontaminasi dan tidak baik untuk diberikan
kepada ternak
Silase yang baik bisa dipengaruhi
juga dalam pengambilan silase saat silase sudah matang. Dimana silase yang
sudah matang tidak boleh langsung diberikan pada ternak melainkan
diangin-anginkan terlebih dahulu. Cara pengambilan silase yang baik agar
kualitas dari silase tetap terjaga.
• Sesudah
enam sampai delapan (6—8) minggu proses ensilase telah selasai, dan silo dapat
dibongkar, selanjutnya diambil ensilasenyas.
• Proses
silase yang benar dapat bertahan satu sampai dua (1—2) tahun, bahjkan lebih.
• Pengambilan
silase secukupnya untuk pakan ternak, contonya untuk 3-5 hari.
• Silase
yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau diangin-anginkan terlebih dahulu.
• Jangan
sering-sering membuka silo untuk mengabil silase, ambil seperlunya, dan tutup
rapat kembali silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak
BAB
III
PENUTUPAN
3.1.
Kesimpulan
Silase merupakan suatu teknologi
pertanian yang berkembang untuk membantu mempermudahkan dalam bidang peternakan
terutama pada saat musim tidak penghujan dan untuk meningkatkan produksi ternak
disegala kondisi musim, baik untuk skala Mikro maupun sekala Makro.
DAFTAR
PUSTAKA
Diakses,17
Desember 2017
Diakses,17
Desember 2017
Diakses,17
Desember 2017
Anonim.2014. pengawetan-hijauan-dengan-cara-silase-untuk-pakan-ternak-ruminansia
.http://nad.litbang.pertanian.go.id/
Diakses,17
Desember 2017
Diakses,17
Desember 2017