Laporan
Praktikum Biologi
Isolasi
DNA
Rodiana
24032116120
PROGRAM STUDY
PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GARUT
2017
Bab
1
Pendahuluan
1.1.Latar
Belakang
Deoxyribonucleic acid atau DNA merupakan senyawa kimia yang
paling penting dalam makhluk hidup.DNA
merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik makhluk hidup dari satu
generasi ke generasi selanjutnya. Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan
membentuk genom. Genom meliputi bagian gen yang fungsional maupun
non-fungsional dalam sel organisme. DNA genom meliputi gen danintergen (Suryo,
2004).
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama) yang
mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap
organisme (Jamilah, 2005). DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula
deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida
(Istanti, 1999). Molekul DNA ini terikat membentuk kromosom, dan ditemukan di
nukleus, mitokondria dan kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan
nukleotida rangkap yang tersusun heliks ganda (double helix), dimana basa
nitrogen dan kedua ”benang” polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan
yang tetap melalui ikatan hidrogen dan antara nukleotida yang satu dengan
nukleotida yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat di dalam
setiap sel makhluk hidup dan disebut sebagai ”cetak biru kehidupan” karena
molekul ini berperan penting sebagai pembawa informasi hereditas yang
menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain (Jamilah, 2005).
Menurut
tohib dalam sebuah bukunya yang diterbitkan tahun 2012, ada beberapa prinsip yang dipakai dalam
mengisolasi DNA yaitu:
1. Melisis sel secara fisik
dengan cara pengerusan
2. Pemecahan dinding sel
3. Pemecahan membran sel
4. Dan pemisahan DNA dari
bahan yang lain
Dalam
isolasi DNA, bahan yang digunakan biasanya berupa jaringan tumbuhan atau jaringan
hewan, untuk itu :
a) Memecahkan jaringan
menjadi sel-sel yang mandiri. Proses dilakukan secara mekanik atu fisik yaitu
dengan menumbuk atau menguras bahan yang digunakan dengan blender atau mortar.
b) Memecahkan dinding sel dan
membran sel lapisan pembungkus DNA. Struktur utama pembentuk membran dan
dinding sel adalah lemak. Untuk itu digunakan deterjen dan garam. Kedua bahan
tersebut bisa memecahkan atau menghancurkan dinding sel sehingga isi sel bisa keluar.
c) Tahap selanjutnya adalah
pemisahan DNA dari bahan yang lain. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan
etanol atau alkohol dingin berkonsentrasi 90-95%. Ethanol atau alkohol tidak
melarutkan DNA dan ethanol atau alkohol memiliki masa jenis yang lebih kecil
atau lebih ringan dari pada masa jenis air,hal tersebut menyebabkan DNA naik
dan melayang dipermukaan.
1.2.Identifikasi
Masalah
- Untuk
mengetahui cara memisahkan atau mengisolasi DNA dari berbagi jenis buah,ikan
dan daging yang dijadikan sampel
- Untuk
mengetahui kereaktifan detergen dalam peroses isolasi DNA pada sampel buah,ikan
dan daging.
BAB II
Tinjauan Pustaka
DNA
merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang
membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam
keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Molekul DNA terdapat
pada nukleus, mitokondria, plastida dan sentriol. Molekul DNA pada nucleus
memiliki bentuk sebagai benang lurus dan tidak bercabang, sedangkan DNA yang
terletak pada mitokondria dan plastida berbentuk lingkaran (Suryo, 2012 : 59).
DNA pada
mahluk hidup dapat dipecahkan atau diisolasi secara sederhana. Yang dimana cara
pengisolasiannya itu dengan memecahkan dinding sel, membaran sel, membran
plsama dan membran inti, baik secara mekanik maupun secara fisik. Isolasi DNA
adal suatu metode atau cara untuk memperoleh DNA yang murni, artinya DNA tanpa
ada protein dan RNA yang menyusunnya dalam suatu sel jaringan.
Pemecahn
dinding sel secara mekanik yaitu dengan menggunakan alat bantu penghancur,
dapat dilakukan dengean pembelenderan atau penggerus menggunakan mortar.
Sedangkan secara kimiawi yaitu pemecahan dengan cara menggunakan zat kimia,
dapat dilakukan dengan pemberian detergen. Pemberian detergen dan juga garam
tujuannya untuk memecahkan membran sel dan mengeluarkan DNA.
Setelah
menunggu beberapa saat terjadi presipitasi
yaitu terbentuknya endapan atau padatan didalam sebuah larutan sebagai
hasil reaksi kimia, yang terjadinya pada lapisan atas bukan lapisan bawah, yang
dimana kejadian tersebut menunjukan bahwa DNA tidak larut dalam ethanol atau
alkohol melainkan DNA larut dalam air. Ketika molekul DNA-nya terlarut, DNA
tersebut akan tersebar dalam larutan dan tidak terlihat. Ketika molekul DNA
tersebut berpindah kedalam larutan yang bukan pelarutnya maka DNA akan
berkumpul dan menggumpal senhingga dapat dilihat. Endapan atau padatan DNA akan
terlihat seperti serabut-serabut putih yang berkumpul atau bergumpal diatas
permukaan larutan karena masa jenis ethanol atau alkohol lebih kecil dari pada
masa jenis yang dimiliki air. Untuk mendapatkan hasil gumpalan yang sempurna
diperlukan ethanol atau alkohol yang benar-benar dingin dan berasal dari lemari
pendingin, jika tidak dingin maka hasil yang didapatkan kurang sempurna.
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid)
adalah master molecul (molekul utama) yang mengkode semua informasi yang
dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme (Jamilah, 2005). DNA
ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan
fosfat yang tergabung membentuk nukleotida (Istanti, 1999). Molekul DNA ini
terikat membentuk kromosom, dan ditemukan di nukleus, mitokondria dan
kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang
tersusun heliks ganda (double helix), dimana basa nitrogen dan kedua ”benang”
polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan
hidrogen dan antara nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain
dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk
hidup dan disebut sebagai ”cetak biru kehidupan” karena molekul ini berperan
penting sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur protein
dan proses metabolisme lain (Jamilah, 2005).
DNA dapat mengalami denaturasi dan
renaturasi. Selain itu DNA juga bisa diisolasi. Zubaidah (2004) dalam Jamilah
(2005) menyatakan bahwa isolasi DNA dapat dilakukan melauli tahapan-tahapan
antara lain: preparasi esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak sel dan
presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara,
akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang
berbeda, hal ini karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam
konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA
dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air yang pada masing-masing buah
berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda pula. Buah dengan kadar air tinggi
akan menghasilkan isolat yang berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar
air rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak
akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit.
Proses isolasi DNA diawali dengan
proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel
lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati,
sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel,
dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti
baik dengan cara mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan
dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar. Sedangkan secara kimiawi
dapat dengan pemberian detergen yang dapat merusak membran sel dan membran inti.
Penambahan deterjen dalam isolasi
DNA dapat dilakukan karena deterjen dapat menyebabkan rusaknya mebran sel,
melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein
dan lemak pada membran membentuk senyawa ”lipid protein-deterjen kompleks”.
Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung
hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat
membentuk suatu ikatan kimia.
BAB
III
Alat
dan Bahan
3.1. Alat
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
-
Beaker glass
-
Pisau
-
pengaduk
-
penyaring
-
Mesin Blender
-
Spatula
-
Tabung reaksi dan rak tabung
-
corong
-
Gelas ukur.
3.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang dipakai dalam praktikum ini
adalah :
-
Buah pisang dan Tomat
-
Daging ayam dan ikan
-
Detergen (rinso,sabun colek dan sabun cair )
-
Aquades
-
Garam dapur
-
Ethanol atau alkohol 96% dingin.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah
kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
- Buah dipotong menjadi ukuran
yang lebih kecil.
- Buah yang telah dipotong
kemudian ditimbang sampai beratnya 100 gr.
- Diambil 100 gr buah dan 100 ml
aquades, kemudian diblender hingga halus, kira-kira diblender selama 40
detik.
- Masing-masing buah yang telah
diblender dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi yang berbeda sebanyak 4 ml.
- Dilarutkan detergen (Rinso,
Surf, dan Bukrim) kedalam 60 ml aquades, kemudian diaduk hingga larut.
- Tiga jenis larutan detergen
kemudian dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi yang berisi jus
buah sebanyak 4 ml.
- Tambahkan 1 spatula garam dapur
kedalam masing-masing tabung reaksi, kemudian diaduk hingga larut.
- Campuran kemudian disaring
sebanyak 2 kali dengan kertas saring.
- Lalu ditambahkan ethanol 96 %
sebanyak 5 ml kedalam masing-masing campuran.
- Amati dan catat hasil yang
tampak dari keseluruhan proses, meliputi warna, serta sedikit banyaknya
DNA yang terbentuk.
- Terus lakukan cara seperti itu
sampai bahan yang terakhir.
BAB
IV
Hasil
dan Pembahasan
4.1. Tabel Hasil
Praktikum
No
|
Sample
|
Hasil Pengamatan
|
||
Warna
|
Bentuk
|
Waktu
|
||
1.
|
Pisang
|
Fasa bawah
bening, fasa atas kabut berwarna putih
|
Kabut
|
00.35
s
|
2.
|
Tomat
I
|
Merah
|
Benang
yang menggumpal
|
02.01
s
|
3.
|
Tomat
II
|
Fasa
atas putih, fasa bawah keruh
|
Benang
yang menggumpal
|
01.26
s
|
4.
|
Tomat
III
|
Fasa
atas merah, fasa bawah keruh
|
Kabut
berwarna merah
|
01.46
s
|
5.
|
Ikan
|
Fasa
bawah bening , fasa atas kabut berwarna putih.
|
Kabut
|
01.33
s
|
6.
|
Daging
Ayam
|
Fasa
atas berwarna benang putih fasa bawah bening.
|
Benang
|
00.09
s
|
4.2. Pembahasan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh macam buah dan daging dengan detergen terhadap
kualitas DNA yang didapatkan dalam peroses isoslasi. Bahan yang kami gunakan dalam
praktikum ini buah pisang dan tomat. Untuk daging adalah ayam dan ikan.
Detergen yang digunakan semua jenis detergen seperti rinso bubuk, rinso cair
dan juga sabun colek. Langkah pertama yang kami lakukan yaitu menyiapkan bahan
untuk diblender. Bahan yang pertama diblender adalah buah pisang dan tomat
secara pisah. Kita sudah tahu, buah yang diblender ini bertujuan untuk
menghancurkan membran sel, dinding sel dan membaran inti sehingga DNA bisa
keluar dari sel dan masuk kedalam larutan. Setelah usai diblender, hasil
blenderan buah tersebut dicampur garam dapur sebanyak tiga sendok saptula
tujuannya untuk memudahkan pemisahan benang-benang DNA dari larutan sehingga
mudah diamati, lalu diaduk samapai merata. Lalu disaring dengan dua kali
saringan. Setelah dua kali disaring lalu tambahkan ethanol atau alkohol
dingin.Hitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghasilkan DNA yang
terpisah dari dari sel. Begitu juga pada daging ikan dan ayam.
Untuk buah pisang, DNA yang dihasilkannya pada fasa bawahnya berwarna
bening sedangkan fasa atasnya berwarna putih dengan DNA yang dihasilkan
berbentuk kabut atau awan. Waktu yang diperlukan untuk pembentukan benang-benag
DNA pada larutan ini sekitar 35 detik.
Untuk sumber DNA yang lain yaitu tomat I,menghasilkan warna DNA merah dan
memiliki bentuk benang yang menggumpal dibagian fasa atas. Waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan atau membentuk benang-benang ternyata lebih lambat
dari tomat lain dan lebih lambat lagi dari buah pisang yaitu 02.01 sekon. Tomat
II menghasilkan DNA yang membentuk DNA yang menggumpal berwarna putih, dalam
peroses pembentukan benang –benangnya lebih cepat dari pada tomat I yaitu
01.26. untuk tomat III menghasilkan
bentuk DNA yang berbentuk kabut berwarna merah terletak pada fasa atas, dan pasa
bawahnya berwarna kuning. Waktu yang dibutuhkan dalam proese tersebut adalah
01.46 sekon.
Pada daging ikan ,hasil dari
praktikum didapatkan DNA yang yang berwarna putih membentuk kabut yang berada
di fasa atas dan fasa bawahnya berwarna bening. Waktu yang diperlukan untuk
mendapatkan hasil tersebut 01.33 sekon.
Pada daging ayam, hasil dari penyaringan terakhir didapatkan sample yang
sedikt, sehingga dalam proese pembentukan DNA sangat cepat yaitu 00.09 sekon
dengan hasil berwarna putih dan bentuknya benang putih pada pasa atas dan fasa
bawahnya berwarna bening.
BAB
V
Penutup
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan diatas , Dari analisis di atas maka dapat
disimpulkan bahwa masing-masing sumber DNA menghasilkan DNA yang berbeda-beda.
Selain itu,isolasi DNA jenis daging dan buah dengan kadar air
yang dimiliki buah sangat mempengaruhi terhadap lamanya DNA terbentuk. Dimana
buah yang kadar airnya rendah lebih cepat membentuk DNA dibandingkan buah yang
berkadar air tinggi.
Daftar
Pustaka
Belum Pernah Menang Di Agen Poker Manapun?? Jangan Kecewa..Yuk cobain Donaco Poker...
BalasHapusPermainan Boleh Sama..Hokinya Beda Boss...
Yakin Cuma Baca Doank??
Hubungi Kami Secepatnya Di :
WHATSAPP : +6281333555662