Kamis, 12 Maret 2020



MAKALAH
“Genetika”





Rodiana      
  24032116120









PROGRAM STUDY PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2017






Kata Pengantar

            Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga para sahabatnya sampai kepada kita selaku umatnya akhir zaman. Karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas dalam pembuatan makalah yang berjudul “GENRTIKA”.
            Makalahini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi. Penyusun mengucapkan bayak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan memberikan gambaran mengenai materi yang terkait. Penyusun menyadari bahwa makalh ini sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak sekali kekurangandalam penyusunaan makalah ini. Maka dari itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca baik untuk kami selaku penulis.






                                                                        Garut, Januari 2017



                                                                        Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
       1.1. Latar Belakang..............................................................................................
       1.2.  Rumusan Masalah.........................................................................................
       1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................         
BAB II Pembahasan
2.1. Pengertian Gen dan Genetika................................................................
2.2. Kromosom...........................................................................................         
2.3. DNA  .................................................................................................
2.4. RNA....................................................................................................
2.5.Kelainan dan Penyakit Genetika.............................................................
BAB 111 Penutup
3.1. Kesimpulan..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Genetika disebut juga ilmu keturuna, berasal dari kata genos (bahasa Latin) yang artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara etmologi kata genetika berasal dari kata genos dalam bahasa Latin berari asal mula kejadian. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang timbul di dalamnya.
Genetika perlu dipelajari agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri serta setiap makhluk hidup yang berada dilingkungan kita. Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni bisa pula sebagai ilmu pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni, harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan dasar seperti kimia, fisika, dan matematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang biologi sendiri seperti bioseluller, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan menujang banyak bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan genetika?
b.      Apa yang dimaksud kromosom ?
c.       Apa yang dimaksud dengan DNA dan RNA ?
d.      Apa perbedaan DNA dengan RNA
e.       Bagaimana proses sintesis protein ?
f.        Apa saja kelainan genetika ?

1.3  Tujuan
a.       Untuk mengetahui apa maksud dari genetika
b.      Untuk mengetahui tentang kromosom
c.       Untuk mengetahui tentang DNA dan RNA
d.      Untuk mengetahui perbedaan DNA dan RNA
e.       Untuk mengetahui proses sintesis protein
f.        Untuk mengetahui kelainan pada genetika



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gen dan Genetika
   Gen pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan seorang ahli genetika dan embriologi dari Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa subtansi hereditas yang dinamakan gen terdapat dalam lokus di dalam kromosom. Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung subtansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dari protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4-8 mikron.
   Menurut Watson dan Cricks berdasarkan analisis foto difraksi sinar X, model DNA digambarkan sebagai tangga tali rangkap yang terpilih yang disebut double helix. Deretan gugusan gula dan asam fosfat merupakan ibu tangga, sedangkan dua dari empat basa nitrogen sebagai anak tangga. Basa-basa nitrogen yang berpasangan senantiasa tetap, yaitu :
1.      Guanin dengan sitosin (G-S) atau
2.      Adenin dengan timin (A-T).
Baik DNA maupun RNA adalah asam nukleat yang penting dalam hereditas. Pada setiap DNA, purin dan pirimidin terikat pada gula deoksiribosa dan sebuah fosfat. Unit ini disebut nukleotida. Macam-macam nukleotida sebagai berikut :
1.      Adenin nukleotida. Adenin-deoksiribosa-fosfat.
2.      Guanin nukleotida. Guanin-deoksiribosa-fosfat.
3.      Sitosin nukleotida. Sitosin-deoksiribosa-fosfat.
4.      Timin nukleotida. Timin-deoksiribosa-fosfat.
Berdasarkan letaknya, gen dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Kromatogen. Gen yang terletak pada kromosom dalam inti.
2.      Plasmagen. Gen yang terletak pada plasma.
   Sedangkan genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat yang berhubungan tentang faktor keturunan, evolusi, perkembangan, ekologi, biologi molekuler dan ilmu forensin. Seorang ilmuan yang bernama Gregor Johan Mendel merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian mengenai penurunan sifat, oleh karena itu ia dinobatkan sebagai bapak genetika.

2.1.1. Sifat-Sifat Gen
Gen mempunyai sifat sebagai berikut :
a.       Mengandung informasi genetik.
b.      Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
c.       Pada waaktu pembelahan mitosis dan meiosis dapat mengadakan duplikasi.
d.      Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen.
e.       Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom.

2.1.2. Fungsi Gen
a.       Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya.
b.      Sebagai penentu sifat yang diturunkan .
c.       Mengatur perkembangan dan metabolisme.

2.1.3. Simbol-Simbol Gen
a.       Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya dinyatakan dalam huruf besar, misalnya A.
b.      Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan) sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya.
c.       Gen heterozigot, yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A) dan sel telur (a).
d.      Gen homozigot dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotif AA.
e.       Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduan dua sel kelamin, misalnya aa.
f.        Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan.
g.       Fenitipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, seperti tinggi, rendah, warna, dan bentuk.
h.       Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa dan aa.

2.2.  Kromosom
2.2.1.  Pengertian Kromososm
Kromosom adalah unit genetik yang terdapat dalam setiap inti sel pada semua makhluk hidup, kromosom berbentuk deret panjang molekul yang disusun oleh DNA dan protein-protein.
Setiap sel terdiri dari tiga bagian utama, yaitu nukleus (inti Sel), Sitoplasma (cairan sel), dan Membran pelindung sel. Di dalam nukleus, terdapat benang-benang halus yang disebut ‘kromatid’, apabila terjadi pembelahan sel, maka benang-benang halus itu dipintal membentuk kromosom. Seperti yang saya jelaskan di atas, Kromosom adalah struktur padat yang terdiri dari dua komponen molekul, yaitu protein dan DNA. Struktur pada kromosom ini hanya akan tampak jelas pada metafase pembelahan sel.
Kromosom ini berfungsi sebagai penyimpanan bahan materi genetik kehidupan. Ia terdiri dari DNA, kita tahu DNA memiliki peran sangat penting, yaitu untuk menjalankan tugas sehari-hari, dan juga menyimpan setiap informasi genetik, ia dapat juga membantu langsung suatu organisme untuk tumbuh. Jadi kromosom ini memiliki fungsi yang besar dalam tubuh kita.
2.2.2. Struktur Kromososm
Kromosom dibentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon. Dari Ikatan ini dihasilkan Nukleosom, yang memiliki ukuran panjang sekitar 10 nm. Kemudian nukleosom akan membentuk lilitan-lilitan yang sangat banyak yang menjadi penyusun dari kromatid (lengan kromosom) , satu lengan kromosom ini kira-kira memiliki lebar 700 nm.
Struktur Penyusun Kromosom







Gambar di bawah ini merupakan bentuk kromosom secara umum
Bentuk Kromosom
Berikut adalah penjelasan dari bagian-bagian kromosom
a.      Kromatid
Kromatid merupakan bagian lengan kromosom yang terikat satu sama lainnya, 2 kromatid kembar ini diikat oleh sentromer. Nama jamak dari kromatid adalah kromonema. Kromonema biasanya terlihat pada pembelahan sel masa profase dan kadang – kadang interfase.
b.       Sentromer
Pada kromosom terdapat satu daerah yang tidak mengandung gen (informasi genetik), daerah ini dinamakan Sentromer. Pada masa pembelahan, sentromer merupakan struktur yang sangat penting, di bagian inilah lengan kromosom (kromatid) saling melekat satu sama lain pada masing-masing bagian kutub pembelahan. Bagian dari kromosom yang melekat pada sentromer dikenal dengan istilah ‘kinetokor’.
c.       Kromomer
Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatid yang kadang-kadang terlihat pada pembelahan masa interfase. Pada kromosom yang telah mengalami pembelahan berkali-kali, biasanya kromomer ini sangat jelas terlihat.
d.      Telomer
Telomer adalah bagian berisi DNA pada kromosom, fungsinya untuk menjaga stabilitas ujung kromosom agar DNA nya tidak terurai.
2.2.3. Tipe Kromososm
Apabila dibedakan berdasarkan letak sentromer pada lengan kromatid, maka akan ada 4 tipe kromosom.
 











·         Talosentrik, yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di ujung kromosom.
·         Metasentrik, yaitu kromosom yang sentromer nya terletak di tengah kromatid sehingga secara relatif membagi kromatid menjadi dua bagian.
·         Submetasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian tengah, namun tidak pada bagian tengah, sehingga kromatid nya terlihat sedikit panjang sebelah.
·         Akrosentrik, yaitu kromosom yang letak sentromer nya berada diantara tengah dan ujung lengan kromatid.

 2.2.4.  Jumlah Kromososm
Dalam tubuh suatu organisme terdapat jumlah kromosom yang berbeda-beda.
Pada Organisme terdapat dua macam kromosom, yaitu :
·         Kromosom Seks (Genosom) yang menentukan jenis kelamin
·         Kromosom Tubuh (Autosom) yang tidak menentukan jenis kelamin
Kromosom pada makhluk hidup biasanya ditemukan dalam keadaan berpasang-pasangan, oleh karena itu disebut diploid. Kromosom diploid dipertahankan dari generasi ke generasi dengan pemebelahan mitosis (pembelahan yang menghasilkan dua anak yang bersifat sama dengan induknya). Kromosom yang berpasangan (kromosom homolog) memiliki bentuk, ukuran, dan komposisi yang sama.
Pada manusia setiap sel somatik berjumlah 46 (kecuali sel sperma dan ovum, karena memiliki set tunggal kromosom) kromosom atau 23 pasang. 46 kromosom manusia ini merupakan dua set kromosom yang terdiri dari masing-masing 23 kromosom, yaitu satu set maternal (dari ibu) dan satu set paternal (dari ayah). Gambar di bawah merupakan bentuk 23 pasang kromosom manusia
Kromosom Manusia

Susunan dan jumlah kromosom dari setiap individu bervariasi. Berikut gambar variasi jumlah kromosom pada beberapa organisme :
Berdasarkan tabel tersebut, menunjukan bahwa jumlah kromosom tidak ada hubungannya dengan tigkat atau derajat individu. Makhluk hidup yang diploid (2n) akan menghasilkan yang haploid (n) pada sel kelaminnya. Hal ini mengakibatkan zigot yang terbentuk pada peristiwa fertilisasi (pembuahan) bersifat diploid.

2.3.  DNA (Deoxyribonucleic acid)
DNA adalah wadah dari semua informasi genetic dari makhluk hidup. Informasi tersebut dapat berupa sifat, cirri khas, warna kulit, warna rambut, mata dsb. DNA tidak hanya ada pada manusia, akan tetapi pada hewan dan tumbuhan juga terdapat DNA.
2.3.1. Struktur DNA
Menurut ilmuwan ternama James Watson dan Francis Crick (1953) yang menemukan struktur dari DNA yang berbentuk makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang  ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda (double helix) dan berpilin ke kanan. 
 









Gambar diatas menjelaskan bagaimana struktur dari DNA.  Setiap


nukleotida yang menyusun DNA terdiri atas :

a.               Gula 5 karbon (2 deoksiribosa)
Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin yaitu adenine (A) dan guanine (G) serta golongan pirimidin yaitu cytosine (C) dan thymine (T).

b.               Gugus fosfat
Baik purin atau pirimidin yang berikatan dengan deoksiribosa membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida atau deoksiribonukleosida yang merupakan precursor elementer untuk sintesis DNA.
SUSUNAN BASA NITROGEN DNA
Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah sama rata. Persentase keempat basa nitrogen berbeda dari satu spesies dengan spesies lainnya. Akan tetapi, pada setiap molekul DNA, jumlah adenine (A) selalu sama dengan jumlah Timin (T). Begitu pula dengan Guanin (G) dan Sitosin (C).  Adenine (A) selalu berpasangan dengan Timin (T) dan sitosin (C) selalu berpasangan dengan guanine (G) melalui ikatan hydrogen. Adenine dan timin membentuk dua ikatan hydrogen  (A=T) sedangkan sitosin dan guanine membentuk 3 ikatan hydrogen (C ≡ T).

Jika kita perhatikan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa Adenin (A) akan selalu berpasangan dengan Timin (T). Sedangkan Sitosin (C) selalu berpasangan dengan Guanine (G). Basa-basa nitrogen ini diikat oleh basa komplementer yang membentuk ikatan hydrogen dan mengikat kedua unsur DNA heliks ganda secara bersamaan.
2.3.2. Fungsi DNA
Salah satu fungsi DNA yaitu sebagai wadah atau tempat penyimpanan informasi genetic dari makhluk hidup.selain , ada 3 fungsi lainnya yang terdapat pada DNA. Diantaranya yaitu:
a.       Sebagai pembawa informasi genetic
DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan pembawa informasi genetic makhluk hidup seperti ciri dan sifat makhluk hidup. Contohnya yaitu, kita membawa sifat dan cirri khas dari orang tua kita. Ciri dan Sifat itu dapat berupa warna mata, warna kulit bentuk wajah dsb. Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki cirri dan sifat dari orang tua kita? Lalu bagaimana kalau kedua orang tua teman-teman berkulit putih sedangkan teman-teman berkulit coklat? Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, DNA tidak hanya membawa sifat dan cirri dari orang tua kita. DNA juga dapat menurunkan sifat dari generasi sebelum orang tua kita. Contohnya dari kakek, paman, bibi bahkan kakek buyut kita. Asalkan memiliki hubungan darah ada kemungkinan sifat itu diturunkan ke generasi selanjutnya.
b.       Berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan sifat
Duplikasi diri atau Replikasi DNA nenpunyai peran penting bagi DNA untuk mewariskan sifat dari satu sel ke sel lainnya.
c.        Ekspresi informasi genetic
Gen-gen membawa informasi untuk membentuk protein tertentu. Proses ini terjadi melalui mekanisme sintesis protein. Proses pembentukan protein ini terjadi melalui proses transkripsi DNA menjadi RNA dan translasi RNA membentuk rantai polipeptida.


2.3.3. Sifat DNA
Selain memiliki fungsi, DNA juga memiliki beberapa sifat diantaranya yaitu:
·         Jumlah DNA konstan dalam setiap jenis sel dan spesies. Konstan dalam artian tetap dan tidak berubah jumlahnya. Contohnya Jumlah DNA pada kucing berbeda dengan jumlah DNA pada Anjing. Begitupun dengan jumlah DNA pada manusia dan primate berbeda jumlahnya.
·         Kandungan DNA dalam sel bergantung pada sifat ploidi (genom) sel atau jumlah kromosom di dalam sel.
·         Bentuk DNA pada sel eukariotik adalah seperti benang dan tidak bercabang, sedangkan
·         DNA pada sel Prokariotik, mitokondria dan plastida berbentuk sirkuler.
2.3.4. Proses Terbentuknya DNA
Proses terbentuknya DNA itu diawali dengan Replikasi DNA. Proses ini memerlukan bahan baku deoksiribonukleatida, enzim dan nukleotida. Proses replikasi DNA akan menghasilkan rantai DNA baru yang sama.
Replikasi diawali dengan terbukanya pilinan dan pemisahan rantai oleh enzim helikase sehingga terbentuk dua pita tunggal. Kedua pita tersebut berfungsi sebagai cetakan DNA baru dengan bantuan enzim polymerase.

DNA polymerase dapat mensintesis DNA baru dengan arah 5→ 3. Oleh karena itu, dalam pembentukan DNA baru akan terdapat pembentukan pita yang kontinu dan diskontinu. Pita DNA kontinu terbentuk dari arah  5→ 3tanpa terputus. Pita DNA diskontinu akan terbentuk dari arah 3→ 5terputus-putus. Pembentukannya diawali pembentukan RNA primer oleh primase dan diteruskan oleh DNA polymerase membentuk fragmen DNA disebut fragmen Okazaki.
RNA primer akan digantikan DNA bersamaan dengan penyambungan fragmen Okazaki oleh enzim ligase. Akibatnya terbentuk pita DNA baru yang utuh.

Terdapat 3 hipotesis mengenai proses replikasi DNA, diantaranya yaitu:
a.       Konservatif
Menurut model replikasi konservatif, semua pita DNA double helix berfungsi sebagai cetakan. Proses tersebut menghasilkan sebuah pita DNA double helix baru.
b.       Semikonservatif
Model ini menjelaskan, setelah pita terurai menjadi pita tunggal, setiap pita berfungsi sebagai cetakan. Setiap pita tunggal membentuk pita pasangannya sehingga terbentuk 2 pita double helix.
c.        Pita spiral (double helix) terputus-putus
Kemudian potongan DNA tersebut membentuk dua pita baru. Potongan DNA lama akan bersambungan dengan DNA baru pada kedua pita double helix baru tersebut.
REPLIKASI DNA

2.3.5. Mekanisme Kerja DNA                                                                   
Pada Mekanisme Kerja DNA dalam aktivitas sel diikuti oleh sintesis protein. Sintesis protein atau pembentukan protein memerlukan adanya molekul RNA yang merupakan materi genetic di dalam kromosom dan DNA sebagai pembawa sifat keturunan. Informasi genetic pada double helix DNA berupa kode-kode sandi atau genetic. Kode-kode tersebut akan dibawa dan dan dicetak untuk membentuk RNA.
Tahapan-tahapan dari pembentukan RNA atau Sintesis Protein terbagi 2 yaitu Transkripsi dan Translasi yang akan dibahas sebagai berikut:

a.       Transkripsi
Transkripsi merupakan pencetakan RNA messenger oleh DNA. Transkripsi terjadi dalam 3 tahap yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi.  
TRANSKRIPSI
·         Pada tahap inisiasi, RNA polymerase menempel pada promoter yaitu urutan basa nitrogen khusus pada DNA yang dapat memberikan sinyal inisiasi transkripsi. Rantai DNA yang digunakan pada proses perekaman gen hanya satu buah, dinamakan rantai sense. Sedangkan rantai lainnya merupakan rantai noncoding atau antisense (tidak digunakan dalam transkripsi).
·         Tahap elongasi ditunjukkan oleh aktivitas RNA polymerase yang bergerak sepanjang rantai DNA sehingga dihasilkan rantai RNA yang di dalamnya  mengandung urutan basa nitrogen pertama sebagai hasil perekaman. Setelah hasil perekaman berjumlah 30 buah, suatu senyawa kimia akan berikatan dengan ujung  5 RNA yang berfungsi sebagai penutup untuk memberikan sinyal inisiasi tahap translasi, dan mencegah terjadinya degradasi RNA.
·         Pada tahap terminasi, proses perekaman (transkripsi) berhenti dan molekul DNA yang baru terpisah dari DNA template. Segera setelah molekul RNA terpisah, sebanyak 100-200 molekul asam adenilat berikatan pada ujung 3RNA. Penambahan senyawa kimia tersebut menghasilkan urutan nukleotida adenine dalam jumlah yang banyak pada ujung 3RNA. Akhirnya dihasilkan produk transkripsi yang lengkap dinamakan messenger RNA (mRNA).
b.       Translasi
Translasi adalah Pernerjamahan kode oleh tRNA berupa kode yang dikehendaki. Translasi terjadi di sitoplasma dan melibatkan ribosom. Sama dengan Transkripsi, proses terjadinya Translasi terbagi 3 yaitu Inisiasi, elongasi dan terminasi.
TRANSLASI
·         Tahap inisiasi ditandai dengan pengenalan kodon AUG yang terdapat pada bagian akhir mRNA yang disebut juga kodon Start. Kodon AUG merupakan kode pembentukan metionin. Kemudian, tRNA yang membawa metionin akan bergabung melalui pembentukan ikatan pada subunit besar ribosom dan terbentuklah ribosom yang lengkap. Molekul tRNA pertama yang terikat pada ribosom akan menempati tempat khusus, yaitu sisi P (Polipeptida) yang akan terbentuk rantai polipeptida. tRNA berikutnya akan berikatan dengan kodon kedua dan menempati ribosom pada sisi A (asam amino).
·         Tahap elongasi ditandai dengan masuknya tRNA pada sisi A (asam amino) sehingga dihasilkan rangkaian asam amino yang dihubungkan oleh rantai peptide. Ribosom akan bergerak ke kanan membawa tRNA yang akan menerjemahkan asam amino berikutnya pada sisi A yang kosong. Asam amino yang kosong bergerak ke sisi P (polipeptida) dan terjadi pemutusan ikatan dengan tRNA . dengan demikian, rantai polipeptida akan terus terbentuk.
Translasi akan memasuki tahap terminasi apabila ribosom mencapai kodon “stop” (UAG) pada mRNA. Polipeptida akan dilepaskan dari ribosom dan sintesis protein berakhir. Kemudian setiap sub unit ribosom akan terpisah dan akan siap kembali untuk sintesis protein berikutnya.

2.3.6. Kode Genetik
Pada struktur DNA, rangkaian purin dan pirimidin berkelompok-kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas tiga basa nitrogen (triplet) yang disebut kodogen (kode genetik). Kodogen tertentu menentukan jenis asam amino yang harus dirangkai. Dalam tubuh manusia terdapat 20 macam asam amino dengan kode-kode genetiknya, seperti pada tabel berikut ini :




2.4. RNA (Asam Ribonuleat )
Secara umum RNA ( Asam Ribonukleat ) merupakan rangkaian nukleotida yang saling terikat seperti rantai. RNA ialah hasil dari transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA sebagai polimer yang jauh lebih pendek apabila dibandingkan dengan DNA.Berbeda dengan DNA yang umumnya dijumpai dalam inti sel, kebanyakan dari RNA terdapat dalam sitoplasma khususnya di ribosom.


 








2.4.1. Fungsi RNA
Untuk fungsi RNA yitu :
·         Sebagai penyimpan informasi
·         Sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetic karena berlaku untuk organisme hidup.
2.4.2. Struktur RNA
Untuk struktur RNA yaitu :
·         Gula D-Ribosa
·         Fosfat
·         Basa Nitrogen
RNA terdiri dari rantai poliribonukleotida yang basa-basanya biasanya ialag adenin, guanin, urasil dan citosin. RNA berada dalam nukelus maupun sitoplasma sel. Berbentuk dari RNA lebih banyak dari pada DNA, RNA memiliki berat molekul antara 25.000 hingga dengan beberapa juta. Umumnya RNA berisi rantai polinukleotida tunggal, tetapi rantai yang biasa terlipat membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan basa A:U dan G:C.
Molekul RNA memiliki bentuk yang berbeda dengan DNA, RNA memiliki bentuk pita tunggal dan tidak terpilih. Tiap pita RNA merupakan polinukleotida yang tersusun dari banyak ribonukleotida. Setiap ribonukleotida tersusun dari gula ribose basa nitrogen dan asam fosfat. Basa dari nitrogen RNA terbagi menjadi dua yaitu basa purin dan basa pirimidin. Basa purin sama dengan DNA yang tersusun dari adenine ( A ) dan guanin ( G ), sedangkan pada basa pirimidinnya berbeda dengan DNA yakni tersusun dari sitosin ( C ) dan urasil ( U ).
Tulang panggung RNA tersusun dari deretan ribose dan fosfat, Ribonuleotida RNA terdapat secara bebas dalam nukleoplasma dengan bentuk nukleosida trifosfat misalnya adenosine trifosfat ( ATP ), Guanosin Trifosfat ( GTP ), Sistidin Trifosfat ( CTP ) dan Uridin Trifosfat ( UTP ). RNA disintetis oleh DNA yang berada di inti sel dengan menggunakan DNA sebagai cetakannya.
2.4.3. Jenis-Jenis RNA
RNA terbagi menjadi tiga macam yaitu  RNA meliputi RNA messenger (RNA-m) ,RNA transfer (RNA-t) ,dan RNA Ribosom (RNA-r).
a.      RNA messenger (RNA-m)
RNA –m atau singkatan dari RNA messenger adalah RNA yang terbentuk dari hasil transkripsi dari DNA  dan Nukleus.RNA-m akan dari nukleus menuju sitoplasma, menempel pada ribosom untuk selanjutnya terjadi proses translasi. RNA-m disebut juga RNA duta (RNA-d)
b.      RNA Transfer (RNA-t)
Adalah RNA yang terdapat pada sitoplasma. RNA-t memiliki basa nitrogen yang dapat berpasangan dengan basa nitrogen dalam RNA-m. RNA-t mengikat asam amino yang nantinya akan menjadi bahan baku dalam sintesis protein.
c.       RNA Ribosom (RNA-r)
Adalah RNA yang menyusun organel ribosom. RNA-r dibentuk dalam nukleus (anak inti) dikeluarkan menuju sitoplasma, bergabung dengan protein tertentu untuk membentuk ribossom dan berperan dalam aktivitas sintesis protein.

2.3.4.      Perbedaan DNA dan RNA
Berikut adalah perbedaan antar DNA dan RNA :

2.4. Kelainan dan Penyakit Genetika
Kelainan genetika merupakan kelainan pada tubuh yang disebabkan oleh kelainan gen akibat kerusakan atau perubahan. Gen sendiri adalah intruksi perkembangan dan pertumbuhan dalam tubuh manusia. Kelainan tersebut terjadi bukan disebabkan oleh faktor luar seperti lingkungan layaknya polusi, pola makan atau yang lain melainkan karena faktor dari dalam yaitu keturunan. Berbeda dari jenis penyakit lain yang dipengaruhi oleh virus yang berasal dari luar maka kelainan genetik berasal dari dalam tubuh manusia sendiri dan dapat berbeda pada tiap individu tergantung pada kelainan genetik yang terjadi.
Adapun penyebab penyakit genetika, antara lain adalah:
·         Aneuploidi
·         Delesi (hilangnya bagian dari kromosom)
·         Inversi
·         Mutasi
·         Duplikasi
·         Trankolasi
Beragam hal diatas merupakan penyebab terjadinya kelainan genetik yang dapat mempengaruhi fisik atau bahkan pola pikir seseorang. Ada beberapa jenis gangguan genetik yang dapat menyebabkan kelainan yang berbeda- beda pada tubuh manusia seperti :
·         Gangguan genetik autosomal resesif (kelaianan genetik ini diwariskan dari pola resesif autosomal)
·         Gangguan genetik dominan autosomal (ketika orang tua mewariskan gen cacat pada anaknya)
·         Gangguan sez-linked (kelainan yang berhubungan dengan gen atau kromosom seks di dalamnya)
·         Gangguan genetik multi-faktorial (terjadi karena faktor lingkungan dan faktor genetik)
·         Gangguan genetik dominan
Orang dengan kelainan genetik umumnya memiliki jumlah kromosom yang berbeda dengan jumlah kromosom orang yang normal. Ciri lain yang dapat ditemukan pada penderita kelainan genetika yaitu adanya perubahan pada fisik tergantung pada kelainan genetik apa yang tengah dia derita. Ada beberapa dari penderita kelainan genetik yang mengalami kekerdilan, kepala dengan ukuran kecil, kepala dengan ukuran besar, kelainan pada kulit, kelainan bentuk sel darah merah dan lain sebagainya.
Ada banyak sekali daftar penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik seperti Achondroplasia, sindrom Jacob, sindrom Edward, anemia bulan sabit dan lain-lain. Beragam jenis penyakit ini memiliki penyebab serta timbulnya kelainan yang berbeda antar satu dengan yang lain.
2.4.1.  Achondroplasia
Achondroplasia adalah kelainan kongenital tulang rawan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kekerdilan. Seseorang dengan gangguan achondroplasia atau AK ini memiliki gejala yaitu tubuh yang tidak proporsional, kepala besar, anggota gerak yang pendek dan hidung pesek. Angka kelahiran dengan kelainan genetik ini, dapat terjadi setiap pada 1/25.000 kelahiran. Kelainan genetik AK ditemukan pertama kali oleh Parrot pada tahun 1878 dan ditemukan banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. AK dapat dideteksi menggunakan USG sebelum kelahiran.
2.4.2. Anemia bulan sabit
Kelainan genetik ini merupakan kelainan genetik yang cukup serius dimana sel darah merah di dalam tubuh berbentuk seperti huruf C atau bulan sabit. Pada sel darah merah yang nomal, maka bentuk sel darahnya adalah berbentuk lingkaran dengan pipih pada bagian tengahnya seperti donat namun tanpa lubang. Hal ini memungkinkan sel darah tersebut dapat dengan mudah melewati pembuluh darah dan memasok oksigen pada seluruh bagian tubuh.
Kelainan genetik ini, menyebabkan sel darah merah sulit untuk melewati pembuluh darah terutama pada pembuluh darah sempit. Sel darah merah dengan bentuk bulan sabit tersebut akan tersangkut dan menyebabkan timbulnya rasa sakit, kerusakan organ serta infeksi yang serius.
2.4.3. Albinisme
Albinisme adalah kelainan turunan atau bawaan yang menyebabkan tidak ada atau hanya sedikit produksi melanin pada iris mata, kulit dan rambut. Mereka yang mengalami gangguan ini, umumnya memiliki rambut, mata dan kulit yang berwarna terang. Albino tidak dapat disembuhkan namun dapat diatasi dengan alat bantuan penglihatan, bantuan pengobatan bedah dan perangkat pelindung dari sinar matahari.
2.4.4. Sindrom super female
Pada sindrom ini, penderita tidak mengalami pertumbuhan payudara serta alat kelamin sehingga menyebabkan penderita mengalami gangguan mental. Penderita super female akan mengalami pertumbuhan tubuh yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak perempuan lain namun disertai dengan berat badan yang tidak sesuai.
2.4.5. Penyakit Alzheimer
Penyakit ini ditandai oleh hilangnya ingatan secara bertahap, perubahan suasana hati, gangguan bahasa, kebingungan, dan iritabilitas. Penyakit degeneratif ini belum ditemukan penyembuhannya namun berbagai bentuk pencegahan seperti diet seimbang, stimulasi dan latihan mental perlu dilakukan.
2.4.6. Tumor Wilms
Kelainan genetika satu ini merupakan kanker ginjal yang umumnya ditemukan pada anak dengan umur kurang dari 5 tahun. Walau jarang, namun tidak menutup kemungkinan pula orang dewasa dapat terkena penyakit ini. Meski penyebab penyakit ini masih belum diketahui hingga sekarang, namun diduga penyakit ini berhubungan dengan genetik. Adapun ciri-ciri penderita tumor Wilms yaitu terjadinya kelainan pada saluran kemih, tidak memiliki iris serta terjadinya pembesaran pada separuh bagian tubuh. Keberadaan tumor ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dan biasanya ditemukan pada 1 dantara 200.000 hingga 250.000 anak.
2.4.7. Sindrom Angelman
Gangguan neurolohis ini dijelaskan untuk pertama kalinya oleh seorang dokter anak yang bernama Dr. Harry Angelman di Ingrris pada tahun 19654. Gejala kelainan genetik sindrom angelman, ditandai dengan gangguan bicara, kepala kecil, kejang berulang kali dan perkembangan intelektual yang terlambat. Anak dengan sindrom ini umumnya bersikap hiperaktif dan memiliki sikap bahagia.
2.4.8. Achromatopsia
Gangguan Achromatopsia ditandai dengan buta warna, hilangnya ketajaman visual, nistagmus dan rasa sensitif pada cahaya. Statistik menyebutkan terdapat 1 dari 33.000 orang di Amerika mengidap Achromatopsia. Kelainan Achromatopsia memiliki dua bentuk dan yang paling parah adalah compete achromatopsia. Penggunaan alat bantu visual dan optik diperlukan bagi para penderitanya.
2.4.9. Lupus Eritematosus Sistemik
Pada penderita lupus serta jenis penyakit autoimun yang lain, sistem kekebalan tubuh yang berguna untuk melawan radikal bebas, berbalik menyerang sel tubuhnya sendiri. Meskipun lupus diketahui sebagai salah satu penyakit bawaan atau keturunan namun gen yang memicunya belum diketahui.
Lupus dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh, peradangan, gangguan kulit serta gangguan organ dalam dan persendian. Statistik menyebutkan jika seorang anak dari penderita lupus 5 % kemungkinannya dapat terjangkit penyakit yang sama.
2.4.10. Penyakit wilson
Penyakit wilson merupakan jenis penyakit genetik ketika tubuh tidak dapat mencegah zat tembaga dengan jumlah yang lebih masuk ke dalam tubuh. Zat tembaga merupakan zat yang dibutuhkan untuk mempertahankan tubuh supaya sehat namun ketika jumlah yang masuk berlebihan, maka zat ini akan menjadi racun. Zat tembaga akan mengumpul di mata, otak, hari serta organ lain dengan gejala penyakit yaitu tremor, anemia, serta terjadinya penyakit kuning.
2.4.11. Syndrome Jacob
Pada syndrome jacob, umumnya terlihat normal pada saat kelahiran namun setelah menginjak masa kanak-kanak, penderita akan mengalami pertumbuhan yang begitu pesat dengan tinggi badan kira-kira 7 cm lebih tinggi dari anak yang normal. Selain itu, penderita syndrome jacob memiliki postur tubuh yang sama dengan kebanyakan anak lainnya namun berat badannya cukup rendah sehingga tidak sesuai dengan tinggi atau postur tubuhnya.
Secara fisik penderita sindrom ini, memiliki wajah kriminal dengan kebiasaan menusuk wajah atau mata entah dengan benda tajam atau bisa pula pensil. Dengan keadaan yang serba aktif, sebaiknya orang tua atau orang terdekat mengarahkannya pada kegiatan yang bermanfaat supaya tidak menimbukan masalah.
2.4.12. Sindrom stickler
Pada penderita sindrom ini, akan terjadi gangguan pada fisik seperti rahang atas kecil, jembatan hidung yang datar, pipi yang datar, kelainan tulang belakang, kelengkungan pada tulang, nyeri sendi serta rahang bawah yang kecil.
2.4.13. Sindrom cri du chat
Pada sindrom ini, penderita akan mengalami keterbelakangan mental dengan suara tangis yang mirip kucing. Tidak heran jika sindrom ini juga disebut dengan tangisan kucing yang disebabkan oleh sedikit hilangnya lengan pendek kromosom nomor 5 pada manusia. Ciri lain dari sindrom ini adalah seorang anak yang lahir dengan otak kecil sehingga ukuran kepalanya juga kecil. Selain itu, pertumbuhan kepala dan badan lambat dengan wajah bulat, bentuk telinga yang letaknya rendah serta jari-jari yang pendek.
2.4.14. Sindrom klinefelter
Sindrom ini dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam berbahasa namun tidak sampai menyebabkan keterbelakangan mental. Pada anak-anak seringkali terjadi keterlambatan bicara dan bisa pula mengalami kesulitan dalam membaca dan juga menulis. Jika gangguan bahasa tidak segera diatasi maka kepercayaan diri dapat semakin berkurang.
2.4.15. Down sindrom
Ciri-ciri dari sindrom ini adalah mulut mengecil dengan lidah yang tampak menonjol keluar. Penderita down sindrom memiliki penampilan fisik yang cukup menonjol seperti bentuk kepala yang kecil serta ukuran tangan yang pendek. Kelainan genetika yang satu ini dapat berakibat fatal karena dapat menyebabkan kematian yang cepat. Selain itu penderita down sindrom memiliki lapisan kulit yang tampak keriput.
2.4.16. Hemofilia
Hemofilia merupakan salah satu kelainan genetik yang disebabkan karena kurangnya faktor pembekuan. Hemofilia merupakan salah satu jenis kelainan genetik tertua yang pernah tercatat.


















Bab III
Penutupan
3.1. Kesimpulan
            Gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung substansi hereditas. Fungsinya untuk membawa informasi genetika. Gen terletak didalam kromosom yang terdiri dari Asam Nukleat komposisinya terdiri dari DNA dan RNA. Dalam menjalankan fungsinya terjadi  sintesis protein atau proses pengkodean gen. Kesalahan dalam pengkodean gen bisa mengakibatkan kelainan genetika.


























Daftar Pustaka





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

top blog

Mengenal Silase Sebagai Teknologi Pakan

PEMANFAATAN SILASE SEBAGAI PAKAN   NUTRISI UNTUK TERNAK Oleh : Rodiana                       24032116120 ...